Rabu, 26 Januari 2011

BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

1.1 Pengertian Bimbingan
 Pengertian bimbingan menurut Rochman Natawidjaja (1978) :
Bimbingan adalah peroses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ida sanggup memahami diri dan dia dapat mengecap sesuai dengan tuntunan dan keadaan keluarga secara
masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberi sumbangan yang berarti.
 Pengertian bimbingan menurut Bimo Walgio (1982 : 11)
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-esulitan didalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli itu, dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan :
a) Suatu proses yang berkesinambungan.
b) Suatu proses yang membantu individu.
c) Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengambangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan / potensinya.
d) Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan bantuan agar individu dapat
memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.
1.2 Pengertian Konseling
Banyak ahli yang memberikan makna tentang konseling. Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdmkbud (1976: I9a) : Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat
lebih baik memahami dirinya dalam hubungan jiwa dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan konseling itu mempunya ciri-ciri sebagai berikut :
a) Pada umumnya dilaksanakan secara adividual
b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka.
c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli.
d) Tujuan pembelajaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi klien.
e) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya marnpu memecahkan
masalahnya dengan kemampuannya sendiri.
2. Tujuan Bimbingan di Sekolah
Layanan.bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai masalah sehingga mereka dapat belajar lebih baik. Dalam kurikulum SMA tahun b1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di sekolah adalah membantu siswa :
1) Mengatasi kesuitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi belajar
yang tinggi.
2) Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik dilakukannya pada
saat proses belajar-mengajar berjalan di dalam hubungan sosial.
3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani
4) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungati gengan perencanaan dan
pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.
6) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah sosialemosional di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.


3. Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa. setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar lebih baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai pertanda bahwa siswa mengalami kesulitaui dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut:
1) Hasil belajarnya rendah, di bawah rata-rata kelas.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya.
3) Mrnunjukkan sikap yang kurang wajar : suka menentang, dusta, tidak mau
menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.
4) Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos, suk mengganggu dan sebagainya. Bimbingan dan koseling dapat niemberikan layanan dalam: (1) bimbingan
belajar (2) bumbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatatasi masalah0masalah
pribadi.
a. Bimbingan Belajar
Bimbinga ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun d luar sekolah. Bimbingan ini antara lain meliputi:
 Cara belajar, baik belajar secara kelompok ataupun individual.
 Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.
 Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran.
 Cara mengstasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajuran
tertentu.
 Cara, proses dan prosedur tentang mengikuti pelajaran.
b. Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan masalah sosial, sehingga terciptalah suasana belaiar-mengajar yang kondusif. Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk :
 Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.
 Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai.
 Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah
tertentu.
Di samping itu, bimbingan sosial juga dimaksudkan agar siswa dapat melakukan penyesuaian diri terhadap teman sebayanya baik di sekolah maupun di sekolah (Downing, 1978).
c. Bimbingan dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi.
Kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C tentang Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan dinyatakan ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling, yaitu masalah akibat konflik antara :
 Perkembangan intelektual dengan emosionalnya.
 Bakat dengan aspirasi lingkungannya.
 Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya.
 Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya.
 Situasi sekolah dengan situasi lingkungan.
Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan mudamudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleh Downing (1968) bahwa layanan bimbingan di sekolah sangat bermanfaat terutama dalam membantu :
 Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan.
 Menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna.
 Meningkatkan motivasi belajar siswa.
 Menciptakan timbulnya minat belajar.
4. Landasan Bimbinban dan Konseling
Winkel (199 I) landasan-landasan itu adalah sebagai berikut :
a. Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang.
b. Bimbing berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu.
c. Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara pembimbing dengan yang dibimbing.
d. Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang bermasalah saja.
e. Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu bedangsun secara terus-menerus, berkesinambungan, berurutan, dan mengikuti tahap-tahap perkembangan anak.
5. Prinsip-Prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
a) Prinsip-prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum ini antara lain :
 Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku indiviudi, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet, sikap dan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya. Oleh karena itu, dalam pemberian layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.
 Perlu dikenal dan dipahami karakteri individual dari individu yang dibimbing.
 Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supayaindividu yang bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan-kesulitannya.
 Program bimbingan harus sesuat dengan program pendidikan di sekolah yang bersangkutan
b) Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individual yang Memberikan Bimbingan.
 Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya.
 Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbaga latihan penataran.
 Konselor hendaknya selalu mempergunakan informasi yang tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai bahan untuk membantu individu yang bersangkutan ke arah penyesuaian diri yang lebih baik.
 Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbingnya.
6. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling.
Asas adalah hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Menurut Priyatno (1982) ada beberapa asas yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Asas Kerahasiaan
b. Asas Keterbukaan
c. Asas Kesukarelaan
d. Asas Kekinian
e. Asas Kegiatan
f. Asas Kedinamisan
g. Asas Keterpaduan
h. Asas kenormatifan
i. Asas Keahlian
j. Asas Alih Tangan
k. Asas Tut Wuri Handayani
7. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling.
Menurut Humphreysdan Traxler (1954) sikap dasar pekerjaan bimbingan itu ialah bahwa individual merupakan suatu hal yang sangat penting. Prayitno (1982) menyatakan bahwa layanan bimbingan dan konseling harus berorientasi pada masalah-masalah yang dihadapi oleh klien pada saat ia berkonsultasi. Dengan istilah lain disebutkan asas kekinian. Ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling harus berpusat/berorientasi pada masalah yang dihadapi
oleh klien. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya menekankan pada (a) Orientasi
individual, (b) Orientasi perkembangan siswa, dan (c) Orientasi permasalahan yang dihadapi siswa.
8. Kode Etik Bimbingan dan Konseling.
Untuk menyatakan pandangan tentang kode etik jabatan, berikut ini dikemukakan suatu rumusan dari Winkel (1992): “Kode etik jabatan ialah pola ketentuan/aturan/tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi.”
Sehubungan dengan itu, Bimo Walgito (1980) mengemukakan berapa butir rumusan kode etik bimbingan dan konseling sebagai berikut :
a) Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan penyuluhan harus memegang teguh Prinsif-prinsif bimbingan dan konseling.
b) Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. Karena itu, pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang serta tanggun jawab yang bukan wewenang serta tanggung jawabnya.
Seorang pembimbing harus :
 Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
 Menunjukkan sikap hormat kepada klien.
 Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien.
 Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau diluar keahliannya ataupun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam melaksanakan bimbingan dan konseling.
 Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengabdian penuh.
KESIMPULAN
Perkembangan kemampuani siswa secara optimal untuk berkreasi, mandiri, bertamggung jawab dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab yang besar dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, pemahaman potensi pribadi sangat penting untuk perkembangan siswa sebagai manusia yang utuh. Di samping itu, odalam perkembangannya, siswa sering kali menghadapi masalah yang tidak nampu dipecahkan sendiri, sehingga mengganggu keberhasilan belajarnya. Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatas masalah yang dihadapi sering kali siswa memerlukan bantuan profesional. Sekolah harus dapat
menyediakan layanan profesional yang dimaksud berupa layanan bimbingan dan konseling, karena sekolah merupakan lingkungan akan yang terpenting sesudah keluarga. layanan ini dalam batas tertentu dapat dilakukan guru. tetapi jika masalahnya berat diperlukan petugas khusus konselor untuk mengatasinya. Menurut jenis permasalahannya guru atau konselor dapat memberikan bantuan dalam bentuk: (a) bimbingan belajar, (b) bimbingan sosial, dan (c) bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi. semua bimbingan ini didasarkan atas prinsip, asas, orientasi, dan etika profesional.

Tidak ada komentar: